Tuesday, November 3, 2015

Misteri Si Manis Jembatan Ancol

Misteri Si Manis Jembatan Ancol - Jembatan Ancol merupakan salah satu tempat yang angker di Jakarta menurut pandangan beberapa orang. Misteri si manis jembatan ancol selalu menarik perhatian banyak orang, namanya tak lekang dimakan waktu. Lalu benarkah si manis jembatan ancol itu memang sosok hantu yang menghantui wilayah sekitar jembatan ancol atau hanya sekedar cerita dan mitos belaka?

Misteri Si Manis Jembatan Ancol

Pada awal abad 19, zaman Hindia Belanda, di Batavia, hidup  Mak Emper dan dua anaknya, Mpok dan Siti Ariah. Mereka tinggal di sebuah paviliun milik seorang juragan kaya. Saat Ariah berusia 16 tahun, sang juragan berniat menikahi Ariah. Namun, Ariah tidak mau dengan alasan selain hanya akan menjadi selir, ada kakak Ariah, Mpok Ariah belum menikah. Maka, Ariah pun kabur dari rumah untuk menghindari sang juragan kaya.

Dalam pelariannya itu, Siti Ariah berjumpa dengan seseorang yang bernama Oey Tambahsia, seorang yang terkenal kaya raya di Batavia saat itu dan punya vila di kawasan Bintang Mas (sekarang daerah Ancol). Oey yang juga dikenal suka mengoleksi perempuan muda pun begitu terpesona dengan kecantikan yang dimiliki oleh Siti Ariah.

Oey Tambahsia lalu memerintahkan dua orang centengnya untuk menangkap Siti Ariah. Ariah berlari dan memberikan perlawanan yang sangat hebat kepada dua centeng bernama Pi’un dan Surya itu. Hingga akhirnya, di Bendungan Dempet dekat Danau Sunter yang waktu itu terkenal sangat angker, menjadi saksi tewasnya Ariah di tangan kedua centeng tersebut.

Jenazahnya dibuang di area persawahan, sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol. Peristiwa itu terjadi pada 1817, menurut catatan Ridwan Saidi, tokoh Betawi yang melakukan penelitian tentang legenda Ariah dari saksi – saksi hidup pada tahun 1955 – 1960.

Karena kematiannya yang tidak wajar, akhirnya Siti Ariah menjadi ‘penunggu’ jembatan Ancol yang beberapa kali menampakkan diri pada orang-orang tertentu. Seperti yang pernah dialami oleh Anshori, penjual rokok di dekat pintu keluar Ancol. Anshori mengaku pernah melihat Siti Ariah dari dekat. Ia membuka pertama kali kios rokoknya di sini pada 1990, tepatnya di samping jembatan goyang.

Saat itu malam Jumat, Anshori sedang menunggui kiosnya, agak gerimis. Sekitar pukul 1 pagi, lewat seorang perempuan. Ketika sudah agak jauh, perempuan itu berbalik arah menghampiri kios Anshori sembari tersenyum. Anshori menyapa perempuan yang dikiranya calon pembeli dagangannya itu. Jarak Anshori dengan perempuan itu kira-kira 50 cm.

Menurut Anshori, perempuan itu berwajah manis, serta memakai kemeja kuning dan rok abu-abu. Setelah ditanya hendak belanja apa, perempuan itu menghilang. Meski tidak memakai pakaian serba putih, Anshori yakin perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol.

Baca Juga :

Selain Anshori, ada juga seseorang yang bernama H. Mohammad Husni, warga Kebon Jeruk, Jakarta, yang melukis sosok Ariah pada 2003 setelah merasa mendapatkan wangsit mengatakan, ”Ariah itu seorang gadis biasa. Kalau disebut cantik, itu relatif.

Kulitnya sawo matang, tingginya sekitar 160 cm. Rambutnya panjang, bajunya kebaya hitam berbintik–bintik biru. Matanya sedikit juling.” Pak Husni menambahkan, ada pesan Ariah yang disampaikan lewat lukisan itu, bahwa dia adalah gadis biasa yang teraniaya. Bukan setan atau kuntilanak sebagaimana gambaran masyarakat selama ini.


EmoticonEmoticon